Mencari keridhoan Allah swt

Hari baik dan buruk menurut islam

Sebagian besar masyarakat Islam di tanah air ini-bila hendak melakukan suatu hajatan,misalnya pernikahan,bangun dan pindah rumah,atau dalam hal pemilihan seorang pemimpin dan suanatan- mendatangi dukun atau orang yang dianggap pintar untuk menayakan waktu yang baik untuk melaksanakan hajatan tersebut. Mereka meyakini bahwa waktu yang baik akan membawa keberuntungan/berkah dan waktu yang buruk akan membawa keburukan/sial.

Padahal kenyataannya,takdir Allahlah yang berlaku bukan prasangka manusia terhadap waktu itu.Yang ditakdirkan untung akan untung dan yang ditakdirkan rugi akan rugi.Coba bayangkan kalau tiga calon kepala desa dalam satu desa sama-sama mendatangi dukun dan sama-sama menggunakan waktu yang baik sebagai keberutungan baginya.apakah ketiganya akan menang ?,tentu saja tidak karena yang menang hanya satu. Apakah Alah dan Rasul-Nya mengajarkan kepercayaan seperti itu ?.

Dalam al Quran,Allah menyatakan,bahwa waktu adalah kesempatan bagi manusia untuk mengusahakan penghidupannya di dunia ini. “Diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu diwaktu malam dan siang hari usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya” (Q.S. Ar Ruum : 23).“Dan karena Rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebagian dai karunia-Nya” (Q.S. Al Qashash : 73).

Waktu adalah kesempatan bagi manusia untuk melaksanakan ibadah sebagai bekal kehidupan akhirat. “Maka bertasbihlah kepada Allah diwaktu kamu berada di petang hari dan waktu kamu berada diwaktu subuh (Q.S.Ar Ruum : 17. Dan diwaktu kamu berada diwaktu Dzuhur : 18).Bertasbihlah kamu sambil memuji Tuhanmu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya dan bertasbihlah kamu kepada-Nyadi malam hari dan setiap selesai sembahyang”.(Q.S. Qaaf : 39-40).

Keberuntungan dan kesialan yang menimpa seseorang sebenarnya bukan karena melakukan sesuatu pada waktu yang baik atau buruk melainkan itu karena sudah takdir Allah yang telah tertulis jauh sebelum terciptanya manusia,jauh sebelum perbuatan itu dilakukan dalam Kitab Lauh Mahfudz (Q.S. Al Hadid : 22), atau “Apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri” (Q.S. An Nisaa : 79), atau “Sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kapada mereka disebabkan sebagian dosa-dosa mereka” (Q.S. Al Maaidah : 49), atau “Sesungguhnya kami akan menurunkan adzab dari langit atas penduduk kota ini karena mereka berbuat fasik” (Q.S. Al Ankabut : 34), atau “Telah Nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia” (Q.S. Ar Ruum : 41).


Mengangug-agungkan suatu waktu dan mecela waktu lain adalah perbuatan yang dilarang orang Allah danRasul-Nya.Dalam sebuah Hadist Qudsi Allah berfirman : Anak-anak Adam ada yang menyakiti hatiku, mereka mencela waktu, padahal Akulah yang menciptakan waktu” (HR. Bukhari). Dalam sebuah hadist Rasulullah SAW bersabda : “Janganlah mencela waktu, karena sesungguhnya Allahlah yang menciptakan waktu”(HR.Muslim). Allah melarang kita mengikuti sesuatu yang kita tidak memiliki pengetahuan atasnya.

Kebanyakan manusia mempercayai waktu baik dan waktu buruk hanya karena ikut-ikutan pada kepercayaan nenek moyang atau orang banyak, padahal Allah mengingatkan agar :“Janganlah kamu mengikuti apa-apa yang tidak ada pengetahuanmu atasnya, sesungguhya pendengaran, penglihatan dan hati akan dimintai pertanggungjawaban” (Q.S. Al Israa : 36).“Jika kamu mengikuti kebanyakan manusia di muka bumi, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanya mengikuti persangkaan belaka” (Q.S. Al An’aam : 116).

Rasulullah SAW melarang kita mendatangi dukun atau paranormal untuk bertanya sesuatu padanya yang berhubungan dengan profesi kedukunannya,termasuk menanyakan waktu baik atau waktu buruk ,“Barangsiapa yang mendatangi dukun/paranormal, maka tidak diterima shalatnya selama 40 hari” (HR. Muslim).“Barangsiapa yang mendatangi dukun dan mempercayai ucapannya berarti kufur terhadap Al Qur’an yang diturunkan kepada Muhammad” (HR. Ahmad ).“Bukan umatku, orang yang mempercayai tanda-tanda keberuntungan dan tanda-tanda kesialan”(HR. al bazaar ).
 

Banyak diantara umat Islam kalau diingatkan masalah bahaya mencela waktu,berdali bahwa ini kan adat,kita ikuti ajaran/tradisi nenek moyang.Bukankah Allah telah memerintahkan kita untuk mengikuti saja ajaran Allah dan Rasul,karena nenek moyang yang membuat tradisi-tradisi itu bukanlah orang yang diberi petunjuk dari Allah.Dan Allah mengancam orang-orang yang setia pada tradisi dengan api neraka yang menyala-nyala.(QS.AlBaqarah:170,Al Maaidah:104 dan Luqman:21).

Jadi menurut asalnya semua waktu itu diciptakan untuk manusia hidup dan mengusahakan penghidupan di muka bumi ini.Yang beruntung terhadap waktu adalah orang-orang yang menghargai waktu,memanfaatkan waktu dengan amalan-amalan yang dirdhoi Allah,atau kegiatan yang bermanfaat.Sedang orang sial terhadap waktu adalah orang-orang yang menyia-nyiakan waktu,menggunakan waktu dengan amalan-amalan maksiat,mereka termasuk orang rugi terhadap waktu (QS.AlAshr.1-3).

Sumber

0 komentar:

Posting Komentar