Mencari keridhoan Allah swt

Kisah Habil dan Qabil

Ilustrasi

Habil dan Qabil adalah anak-anak Nabi Adam . Allah mengabadikan kisah ini dalam  Al-Qur’an agar menjadi pelajaran bagi anak cucu Nabi Adam,  termasuk kita semua. Sebuah kejahatan pertama yang dilakukan  manusia di muka bumi.  
Allah SWT berfirman:
“Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan  Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan  korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil)  dan tidak diterima dari yang lain (Qabil).” (QS Al-Ma’idah : 27)

Diriwayatkan dari para sahabat Nabi diantaranya Ibnu Abbas  dan Ibnu Mas’ud radhiallahu anhum jami’an bahwa Nabi Adam biasa  mengawinkan puteranya dari satu kelahiran dengan puteri dari  kelahiran yang lain. Karena itu Habil akan dinikahkan dengan  saudara perempuan Qabil yang paling cantik diantara anak-anak  perempuan Nabi Adam. Qabil menolak keinginan ayahnya, karena dia  ingin mengawini saudara perempuannya sendiri. Oleh karena itu  Adam alaihis salam memerintahkan mereka berdua untuk  mempersembahkan korban kepada Allah, dan bagi siapa yang  korbannya diterima, maka dialah yang berhak mengawini saudara  perempuan Qabil.

Ketika Nabi Adam pergi, Habil dan Qabil mempersembahkan korban  kepada Allah. Habil berkorban dengan seekor kambing betina yang  gemuk, sedangkan Qabil berkorban dengan setumpuk tanaman yang  buruk. Kemudian, api datang dari langit dan menyambar korban yang  dipersembahkan oleh Habil dan tidak menyentuh korban yang  diberikan oleh Qabil.
Melihat itu Qabil menjadi sangat marah dan berkata kepada Habil,  “Aku pasti membunuhmu!” agar Habil tidak dapat mengawini  saudaranya. Habil menjawab, “Sesungguhnya Allah SWT hanya menerima  kurban dari Orang-orang yang bertakwa.” (QS Al-Ma’idah : 28)

Dikisahkan suatu ketika Habil terlambat pulang, Nabi Adam alaihis  salam memerintahkan Qabil untuk mencarinya. Ketika mereka bertemu,  Qabil yang sangat marah berniat untuk membunuh Habil. Maka  Habil pun menakut-nakutinya dan berkata seperti dikisahkan di dalam  Al-Qur’an:
“Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk  membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku  kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah,  Tuhan seru sekalian alam." (QS Al-Ma’idah : 28).

Perkataan Habil ini menunjukkan keindahan akhlaknya, dan rasa  takutnya kepada Allah, meskipun dia mampu membalas. Sangat  berbeda dengan saudaranya Qabil yang pendengki dan berniat jahat.  Habil tidak ingin membalas Qabil meskipun dia lebih kuat. Allah SWT mengisahkan perkataan Habil dalam Al-Qur’an:
"Sesungguhnya aku ingin agar kamu kembali dengan (membawa) dosa  (membunuh) ku dan dosamu sendiri, maka kamu akan menjadi penghuni  neraka, dan yang demikian itulah pembalasan bagi orang-orang yang  zalim." (QS Al-Ma’idah : 29)

Lalu Qabil memukul Habil dengan batu di bagian kepalanya, hingga  Habil mati seketika.
“Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah  membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah, maka jadilah ia  seorang diantara orang-orang yang merugi.” (QS Al-Ma’idah : 30)

Setelah membunuh saudaranya, Qabil kemudian membawa mayat  saudaranya kemana-mana tak tahu apa yang harus dilakukannya.  Sampai kemudian Allah SWT mengirimkan dua ekor  burung gagak yang berkelahi. Salah satu dari burung itu mati, dan burung gagak yang lain menggali tanah dengan cakarnya untuk  menguburkan bangkai burung yang dibunuhnya.
Allah SWT berfirman:
“Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di  bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana seharusnya  menguburkan mayat saudaranya . Berkata Qabil: "Aduhai celaka aku,  mengapa aku tidak mampu berbua t seperti burung gagak ini, lalu aku  dapat menguburkan mayat saudaraku ini?" Karena itu jadilah dia  seorang diantara orang-orang yang menyesal.” (QS Al-Ma’idah :31)

Qabil lalu menggali kubur bagi saudaranya dan menutupinya dengan  tanah.  Qabil kemudian mendapatkan hukuman yang setimpal dengan  perbuatannya. Pada hari yang sama dia membunuh saudaranya,  kakinya terikat sampai ke tulang pahanya, dan wajahnya dipaksa  terarah kepada matahari. Wajahnya selalu mengarah kepada matahari  sebagai hukuman atas apa yang dilakukannya kepada saudaranya.

Rasulullah bersabda: “Tidak ada dosa yang lebih pantas untuk  disegerakan oleh Allah SWT siksaannya bagi pelakunya di dunia dan disimpan  sisanya di akhirat daripada aniaya dan memutus silaturrahim.” Dan  itulah yang dilakukan Qabil, menganiaya sekaligus memutuskan tali  silaturahim dengan membunuh saudauranya.


Pelajaran dari kisah ini:
1. Allah hanya menerima amal dari orang-orang yang ikhlas dan
bertakwa kepada Allah SWT.
2. Sifat iri dan dengki serta mengikuti hawa nafsu membuat Qabil  membunuh saudaranya, sehingga dia termasuk orang-orang yang  zalim yang dimurkai Allah SWT.
3. Orang-orang yang zalim akan mendapatkan hukuman Allah  yang setimpal di dunia maupun di akhirat.

0 komentar:

Posting Komentar